”Suatu hari, muncul celah kecil pada sebuah kepompong; seorang pria duduk dan memperhatikan calon kupu-kupu tsb berjuang keras selama berjam-jam, untuk mendorong tubuhnya keluar melalui celah kecil tersebut.
Kemudian, tampaknya usaha tsb sia sia, berhenti dan tidak ada perkembangan yang berarti.
Seolah-olah terlihat usaha tersebut sudah mencapai satu titik , dimana tidak bisa berkelanjutan. Maka, pria itu memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu. Dia mengambil sebuah gunting dan membuka kepompong itu.Kemudian kupu-kupu itu keluar dengan sangat mudahnya
Tapi apa yang terjadi?? Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang tidak sempurna. Tubuhnya kecil dan sayapnya tidak berkembang.
Pria itu tetap memperhatikan dan berharap , tidak lama lagi, sayap tersebut akan terbuka, membesar dan berkembang menjadi kuat untuk dapat mendukung badan kupu-kupu itu sendiri. Semua yang diharapkan pria itu tidak terjadi !
Kenyataanya, kupu-kupu tersebut malah menghabiskan seluruh hidupnya merayap dengan tubuhnya yang lemah dan sayap yang terlipat.
Kupu-kupu tsb tidak pernah bisa terbang!!
Selengkapnya...
Kemudian, tampaknya usaha tsb sia sia, berhenti dan tidak ada perkembangan yang berarti.
Seolah-olah terlihat usaha tersebut sudah mencapai satu titik , dimana tidak bisa berkelanjutan. Maka, pria itu memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu. Dia mengambil sebuah gunting dan membuka kepompong itu.Kemudian kupu-kupu itu keluar dengan sangat mudahnya
Tapi apa yang terjadi?? Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang tidak sempurna. Tubuhnya kecil dan sayapnya tidak berkembang.
Pria itu tetap memperhatikan dan berharap , tidak lama lagi, sayap tersebut akan terbuka, membesar dan berkembang menjadi kuat untuk dapat mendukung badan kupu-kupu itu sendiri. Semua yang diharapkan pria itu tidak terjadi !
Kenyataanya, kupu-kupu tersebut malah menghabiskan seluruh hidupnya merayap dengan tubuhnya yang lemah dan sayap yang terlipat.
Kupu-kupu tsb tidak pernah bisa terbang!!